Kabupaten Serang | mediasinarpagigroup.com – Tahun 2022 Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indone mengucurkan dana BOSP (Biaya Operasional Satuan Pendidikan) ke setiap sekolah baik negeri mapun swasta yang ada di Indonesia sebanyak 3 periode dalam 1 tahunnya, periode 1 (bulan Januari-April) lalu periode 2 (bulan Mei-Agustus) periode 3 (bulan September-Desember) namun sejak tahun 2023 skema pencairan dana BOSP hanya 2 tahap (tahap 1 (bulan Januari-Juni, lalu tahap 2 bulan Juli- Desember) , hal tersebut dikatakan oleh Johanes Barus,SH.,MH selaku Pengurus dan Advokat/Pengacara di PBH – Sinar Pagi yang berkantor di Jakarta, Sabtu (2/12/2023).
SMAN 1 Baros Kabupaten Serang Provinsi Banten tahun 2022 Kepala Sekolahnya dijhabat oleh Bejo Utomo lalu jumlah Siswa/I sekitar 880, adapun dana BOSP diterima yaitu Rp 396.000.000,- Tahap 1 lalau berdasarkan dalam laporan ke Kementerian pihak sekolah menggunakan sebahagian dana tersebut untuk Pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah Rp 122.445.000,- lalu dana BOSP tahap 2 diperoleh Rp 528.000.000, dan dalam laporan digunakan untuk pengembangan perpustakaan Rp 146.728.000,- pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah Rp 147.461.000, selanjutnya tahap 3 yaitu Rp 396.000.000 dalam laporan digunakan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah yaitu sebesar Rp 116.509.000,-
Selanjutnya Tahun 2023 SMAN 1 Baros Jumlah Siswa/I 914 maka adapun dana BOSP diterima oleh pihak sekolah pada tahap 1 yaitu Rp 685.500.000,- tahap ke 2 yaitu Rp 685.500.000 Jumlah Siswa/I 914, hingga dibuatnya berita ini belum ada informasi yang diperoleh dana tersebut digunakan untuk apa – apa saja tegas Johanes.
Ditambahkan Johanes, bahwa terkait dengan dana BOSP tahun 2022 yang diiterima oleh SMAN 1 Baros terkait dengan anggaran yang digunakan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah yang hamper Rp.400 Jt dalam setahun, berdasarkan hasil investigasi LBH – Warga Banten serta keterangan berbagai pihak sepertinya ada kejaggalan sebab minimnya terlihat bagain – bagian mana Sarana Prasarana yang dipelihara oleh pihak sekolah, diduga pihak sekolah lakukan mark up pembelian keperluan dari kegiatan tersebut, untuk itu LBH – Warga Banten tidak tinggal diam sebab ini sama saja dengan merampok uang warga Banten yang diberikan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indone lalu diteruskan ke sekolah – sekolah yang ada di Banten, tegasnya.
Media ini beberapa kali kesekolah tersebut namun tidak pernah ketemu dengan Bejo Utomo selaku Kepala Sekolah, ketika ditanyakan ke beberapa guru terkait keberadaan Kesek ada yang bilang tidakj tau lalu ada juga yang bilang Pak Kepsek lagi keluar, ujar mereka.(H.Madali/Tim)