Banjar | mediasinarpagigroup.com – Jalan Gerliya adalah salah satu jalan aset Pemkot Banjar yang kondisinya sudah rusak. Kerusakan tersebut disebabkan karena hampir selama kurang lebih 8 sampai 9 tahun belum tersentuh kembali program rehab, hanya sebatas pemeliharaan/swa kelola dengan anggaran yang terbatas.
kerusakan ini diperparah lagi karena jalan tersebut di gunakan untuk lintasan kendaraan berat proyek seperti jenis superdam mengangkut matrial batu bolder yang beban Kapasitas angkutnya kurang lebih 58ton yang merupakan program proyek nasional di wilayah selatan tahun 2022 dan tahun 2023.
Hal ter seebut harus menjadi perhatian Pemkot Banjar terutama dinas Terkait, diantaranya dinas PUTR Bidang Binamarga juga dinas Perhubungan dikarenakan ada hubungan nya dengan klasifikasi/kapasitas jalan dan berat jenis Kendaraan, mengingat jalan Gelliya merupa kan jalan yang utulitasnya sangat signifikan dan merupakan jalur keluar masuk kendaraan umum untuk jalur menuju selatan dan menuju barat yang melintasi Kota Banjar.
Ditemui di kantornya SekDis Perhubungan Kota Banjar, Ika mengatakan, “Jalan Gerliya memang merupakan jalur jalan yang fital untuk kendaraan umum dan salah satu jalan alternatif yang paling efektif yang melintasi kota Banjar dari barat menuju selatan atau sebaliknya, adapun kendaraan berat seperti jenis superdam yang kapasitas angkutnya diatas 50 ton untuk jalan Gerliya memang bukan proporsinya. Kemudian untuk dapat melintasi dan tidak boleh melintasi jenis kendaraan berat tersebut kan di jalur jalan Gerliya tidak ada larangan/perboden untuk dapat dijadikan dalam melakukan tidakan, akan tetapi masukan ini kami bicarakan dirapat kedinasan,” kata Ika.
Ditempat berbeda Kasi Bidang Binamarga, Asep Dadi membenarkan mengatakan, “Insya Allah pada tahun jalan Gerliya akan segera direhabilitasi.”
kondisi jalan Gerliya sudah waktunya dilakukan perehaban karena keadaannya sudah rusak, rencana mekanisme teknis pelaksanaan masih teknis Overlay, lapis perkerasan tambahan hot mix, yang sudah pasti sebelumnya di lakukan patching di titik titik yang paling rusak, dan untuk anggaran sebesar kurang lebih Rp5 milyar, dan sumber anggarannya dari Dana Alokasi Khusus/DAK,” ucap Asep Dadi. (Dodi)