Tangerang Kabupaten | mediasinarpagigroup.com – Syafana Islamic School di Jl. Telaga Serpong Raya, Curug Sangereng, Kec. Klp. Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, menjadi saksi dari kegiatan pentingnya Sosialisasi dan Advokasi Transisi PAUD-SD melalui Pembelajaran Menyenangkan pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun ajaran 2024/2025.
Acara ini berlangsung pada hari Rabu, 26 Juni 2024, dan dihadiri oleh 165 peserta yang terdiri dari K3S Kabupaten, Pengawas TK dan SD, Penilik PAUD, Ketua Gugus Sekolah Dasar sekabupaten Tangerang, serta 91 Narasumber Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Kabupaten Tangerang. Narasumber dari Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Banten, yakni Ibu Iroh, Ibu Irma, dan Bapak Yayan, juga turut hadir dalam kegiatan ini.
Dalam laporannya, Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dilly Windu Rezeki, menekankan pentingnya transisi dari PAUD ke SD sebagai tahap awal yang memotivasi anak-anak dalam kelas lanjutan. “Transisi ini sangatlah penting.
Oleh karena itu, kami telah menyusun Buku Saku MPLSD 2024 sebagai panduan yang dapat diimplementasikan pada proses MPLSD Tahun Pelajaran 2024/2025,” ujar Dilly.Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para guru di jenjang SD dapat memahami dan menyusun rancangan kegiatan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan guna menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan menyenangkan di setiap sekolah.
Dengan adanya Buku Saku MPLSD 2024, diharapkan para guru dapat lebih mudah mengimplementasikan metode-metode pembelajaran yang mendukung transisi yang mulus dari PAUD ke SD.Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, akan dilakukan pengimbasan di 29 titik pada tanggal 10 dan 11 Juni 2024 di 2730 sekolah melalui 91 Gugus Sekolah se-Kabupaten Tangerang.
Kepala Dinas Pendidikan Kab Tangerang H.Dadan Gandana S.,S.Tp dalam sambutannya menyampaikan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) menekankan pentingnya saling menghargai, menghormati keanekaragaman, kesantunan, serta kedisiplinan hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
“Pendidikan yang menyenangkan harus dimulai sejak pertama kali peserta didik masuk sekolah. Jika sejak awal peserta didik merasa tidak nyaman, maka hal ini akan terbawa hingga akhir,” jelas Dadan.Beliau juga menyoroti beban kerja yang dirasakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang hadir. “Beban kerja yang ada selama ini dirasa membebani kepala sekolah dan guru, terutama dengan banyaknya laporan yang harus disusun,” tambahnya.
Dalam kesempatan berdialog dengan Prof. Rizal, pencetus Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), beliau berpesan agar ketika Prof. Rizal menjabat di Departemen Pendidikan, dikurangi birokrasinya. “Bagaimana kita bisa membangun konsep dan program pendidikan yang menyenangkan bagi siswa kalau Kepala Sekolah dan Guru diberikan tugas dan pelaporan, PMM dan lain sebagainya yang menyita waktu. Kalau Kepala Sekolah, Ketua Gugus dan Guru-guru tidak senang, bagaimana membuat sekolah menyenangkan. Makanya Kadisnya belaga senang, dipaksa senang,” kelakarnya.
H.Dadan Gandana juga mengimbau kepala sekolah dan guru untuk berkolaborasi dengan masyarakat dalam menciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan bagi siswa,pentingnya menyenangi pekerjaan untuk mengatasi segala hambatan, tantangan, dan rintangan yang ada. “Kita mulainya MPLS dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan.
Konsep dasarnya akan disampaikan oleh narasumber, namun bagaimana menjabarkan konsep itu teman-teman sudah tahu dan paham serta pasti sudah memiliki konsep yang lebih sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah masing-masing. Tetap semangat menjadi Pejuang-Pejuang Bangsa, Pejuang-Pejuang Indonesia Emas 2045, karena anak-anak yang hari ini menjadi tanggung jawab kita akan menjadi pemimpin-pemimpin Bangsa di tahun 2045,”tegas H.Dadan Gandana mengakhiri sambutannya. (Hotman Saragih)