Taput | mediasinarpagigroup.com – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Utara (Taput), Satika Simamora dan Sarlandy Hutabarat kembali berkampanye dan berinteraksi dengan masyarakat Kecamatan Pahae Julu, Minggu (3/11). Kehadiran paslon nomor urut 1 tersebut kembali disambut hangat ribuan warga dari lima desa di kecamatan tersebut.
Hadir Ketua Umum Tim Pemenangan Satika-Sarlandy sekaligus Ketua DPC PDIP Taput, Nikson Nababan didampingi Sekretaris Umum, Dompak Hutasoit, Anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP, Paltak Siburian, Novari Sitompul selaku tokoh masyarakat dan mantan DPRD Taput dua periode dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Paltak Siburian dalam orasinya menyatakan, sekitar 75 wilayah atau titik kampanye paslon Satika-Sarlandy yang diikutinya sejauh ini, mayoritas masyarakat mencintai Satika Simamora dan berharap perempuan anak dua tersebut memimpin Kabupaten Taput periode 2025-2030.
“Kenapa saya belakangan ini aktif mendampingi Ibu Satika berkeliling ke banyak desa karena saya ingin membuktikan isu-isu yang beredar selama ini benar atau tidak. Salah satunya soal politik dinasti yang kerap didengungkan lawan politik kami. Jujur saya harus mengatakan dari amatan saya bahwa ternyata dari 75 titik yang saya ikuti saat berkampanye dengan beliau, mayoritas masyarakat Taput mencintai Satika Simamora. Sebagian besar masyarakat mendukung Satika Simamora menjadi bupati Taput,” kata politisi PDIP tersebut.
Paltak Siburian membantah Satika Simamora maju pencalonan bupati Taput untuk meneruskan kepemimpinan sang suami, Nikson Nababan, jauh dari istilah politik dinasti.
“Bicara Pilkada Taput bukan dinasti melainkan ini murni proses demokrasi. Dinasti itu kalau negara kita menganut sistem kerajaan. Raja akan memberi titah kepada istri atau anaknya untuk melanjutkan kepemimpinan dan itu harus diikuti oleh semua rakyat yang dipimpinnya. Sedangkan Ibu Satika melalui banyak proses dan tahapan oleh partai kami sehingga diberi amanah sebagai calon bupati Taput saat ini,” kata pria yang berlatarbelakang advokat tersebut.
“Inilah saatnya Taput dipimpin seorang ibu setelah 79 tahun lamanya kabupaten kita ini berdiri. Tentu ini momen dan kesempatan yang sangat langka. Sebab laki-laki dan perempuan sebenarnya sama dan setara. Sama-sama diberi kemuliaan dan kehormatan oleh Tuhan. Sepertinya Tuhan sudah menentukan bahwa lima tahun ke depan Taput dipimpin seorang ibu,” sambung Paltak yang disambut gemuruh tepuk tangan oleh massa.
Ideologi Nikson Nababan pada kesempatan itu menegaskan bahwa istrinya akan membawa ideologi presiden pertama Indonesia, Soekarno alias Bung Karno dalam memimpin Kabupaten Taput lima tahun mendatang.
Antara lain bentuk ideologi Bung Karno yaitu marhaenisme yang bertujuan untuk mengangkat harkat hidup rakyat kecil seperti petani dan buruh yang tertindas oleh orang-orang kaya dan penguasa. Lalu nasionalisme, kedaulatan, kerakyatan, dan persatuan serta Pancasila.
“Majunya Satika dan Sarlandy menjadi bupati dan wakil bupati Taput juga hanya tinggal melanjutkan kinerja saya selama bupati dua periode yang belum sempat diselesaikan. Apakah selama saya bupati masyarakat Pahae Julu sudah merasakan pembangunan? Apakah Satika-Sarlandy pantas dan layak untuk meneruskan kepemimpinan saya?” kata Nikson yang disambut teriakan setuju oleh ribuan masyarakat untuk dipimpin seorang ibu atau perempuan.
“Maka dari itu rangkul sebanyak-banyaknya masyarakat untuk memilih Satika-Sarlandy agar menang pada Pilkada 27 November 2024, dan harapan kita bersama pembangunan di Taput akan dilanjutkan dan ditingkatkan lebih baik lagi demi kesejahteraan rakyat Taput,” sambung Nikson Nababan.
Turut dilakukan pelantikan petugas dan relawan TPS Satika-Sarlandy oleh Nikson Nababan di Pahae Julu yang meliputi Desa Lumbantonga, Lumbangaol, Pangurdotan, Simarganding, Lumbandolok, Lumbankaya, dan Simarngadiang. Masyarakat Pahae Julu mengakui kepemimpinan Nikson Nababan sebagai bupati Taput dua periode telah banyak berbuat untuk daerah mereka. Antara lain pembangunan jalan hotmix di sepanjang Kecamatan.(L.Gaol)