Jakarta, mediasinarpagigroup.com – Kunjungan kerja anggota DPR RI Komisi VII ke BIO FARMA (20/12) berharap produk vaksin yang dihasilkan dapat langsung dirasakan rakyat.
BIO FARMA saat ini telah memproduksi bahan baku untuk PCR,dan juga sudah memproduksi VAKSIN MERAH PUTIH dan VAKSIN BUMN kalo memang VAKSIN saja sudah mampu dibuat sendiri dengan pengembangan produk baru reagen dalam proses uji coba PCR bersama nusantics, dari semula PCR singleplex (bio cov) menjadi PCR Multiplex (mBioCov) agar diproduksi secara masal dan diberikan secara Gratis pada rakyat tanpa PCR harus bayar.
Betapa beratnya sudah keuangan masyarakat disaat pandemi covid-19, lalu terbatas untuk pulang kampung tapi bisa saja pulang karena situasi yang sedang berkabung ada keluarga yang meninggal atau ada keluarga yang sakit atau ada yang menikah atau kegiatan lain yang mendesak jika rakyat bolak balik naik pesawat selalu PCR betapa beratnya masyrakat mengeluarkan biaya dan ditambah situasi ekonomi yang belum benar benar normal.
Maka saat kunjungan kerja ke BIO FARMA anggota DPR RI komisi VII mengatakan jangan nilai binatang lebih tinggi dari pada manusia,ketika manusia masuk ke mall wajib memiliki sertifikat vaksin tapi binatang peliharaan seperti anjing,kucing dapat masuk ke mall tanpa memunjukan sertifikat vaksin lalu ini sudah terbalik balik aturan yang ada,manusia diperketat sementata binatang bisa naik pesawat,masuk kemall,naik kapal laut,masuk tempat hiburan dan pertamanan sementara manusia harus ada bukti setifikat vaksin dan naik peswat harus wajib PCR, masa berlaku PCR juga haruslah jelas waktunya apakah satu 1 hari, 2 hari atau 3 hari atau satu minggu jangan aturan berubah ubah dan biaya juga berubah ubah.
Sudah tanggung jawab negara ketika situasi darurat kesehatan memberikan fasilitas PCR gratis untuk rakyatnya karena tanpa ada pembayaran pajak dari rakyat pemerintah tidak dapat membuat vaksin dan produk untuk PCR sehingga anggota DPR RI Komisi VII pada kesempatan pertemuan di BIO FARMA berharap produk yang dihasikan dapat dirasakan rakyat, lakukan produksi massal dengan telah ditemukannya pengembamgan Produk Bio Salvia sebagai alternatif pengganti VTM dengan metode garge PCR untuk memudahkan pengambilan sempel dengan tingkat sensitivity dan specificity setara gold standar NPOP sehingga hidung tidak perlu ladi dicolok colok cukup kumur kumur saja atau dioles pada lidah saja maka pemerintah harus melihat langkah yang telah dibuat BIO Farma dan lakukan anggaran yang maksimal agar rakyat digratiskan dalam PCR jgn menjadi beban karena biaya Rp.300 ribu bahkan sudah hampir Rp.400 ribu berat jika terus menerus harus dikeluarkan.(Hotman Saragih)