mediasinarpagigroup.com, Sumut – Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Tapanuli Utara (Taput) mengimbau orang tua agar melakukan pengawasan ketat terhadap anak selama berwisata.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Tapanuli Utara (Taput), Fendiv Lumbantobing mengatakan bahwa sejumlah kasus kecelakaan di tempat wisata yang menelan korban anak-anak lebih disebabkan minimnya pengawasan. Selain itu, saat ini objek wisata juga masih sangat sedikit yang dapat dikategorikan wisata ramah anak.
“Di Danau Toba sudah banyak wisata yang aman untuk anak. Aman dari aspek perlindungan, maupun dari perilaku orang dewasa yang mempengaruhi psikologis anak. Namun orang tua harus melekat melakukan pendampingan terhadap anak selama liburan lebaran,” katanya di Tarutung, Senin (2/4/2022).
Kemudian Fendiv mengatakan bahwa khusus untuk kawasan Danau Toba hanya ada beberapa objek wisata yang disebut ramah anak. Antara lain, Pantai Batu Hoda di Samosir, Sipinsur di Humbang Hasundutan (Humbahas) dan Huta Ginjang di Tapanuli Utara (Taput).
“Masih banyak kawasan wisata yang ramah anak, tetapi sejauh ini kita melihat tiga objek itu yang sangat ramah terhadap anak. Karena kita melihat aspek – aspek kemungkinan resiko terhadap bahanya anak yang sangat minim,” ungkapnya.
Untuk Pantai Batu Hoda di Samosir, selalu ada informasi yang diberikan terhadap pengunjung. Termasuk imbauan agar mengawasi anak. Selain itu pantainya memiliki sistem pengawasan yang baik.
Sementara Sipinsur dan Huta Ginjang merupakan objek wisata gunung yang tidak memiliki sarana bermain air. Sipinsur memiliki sarana bermain anak yang cukup banyak. Sehingga dapat memberikan ruang gerak yang lebih luas terhadap anak. Namun seluruh aktivitas anak harus tetap diawasi.
“Demikian juga dengan Huta Ginjang, karena kawasan ini sudah memiliki batas-batas area. Namun meskipun demikian anak-anak harus diawasi dengan ketat. Karena orang dewasa yang dapat mengukur tingkat bahanya pada anak yang didampinginya,” katanya.
Selain itu, Fendiv juga berharap agar pengelola objek wisata memberikan informasi dan imbauan terhadap pengunjung. Terlebih memasuki H+2 lebaran tahun ini. Sebab, diperkirakan awal puncak kunjungan liburan lebaran ada di H+2. Terlebih dalam dua tahun terakhir masyarakat tidak dapat leluasa melakukan aktivitas di objek wisata.(H.M.Panggabean SH/S.S.P)