Banyumas | mediasinarpagigroup.com – Waktu itu 50 tahun silam ibarat anak ayam yg lepas dari dekapan induknya, aku hanya bisa berjalan tanpa arah tujuan, jatuh dan bangun, suka dan duka tiada terasa, seperti biasa saja, meski hati tersiksa, jiwa meronta, tapi tiada daya apa dikata.
Ibarat anak burung yang keluar dan terlempar dari sangkar, aku hanya bisa mengepak sayap saja dan tak mampu terbang keangkasa luas, kadang bertengger didahan yang berduri, kadang berteduh dipohon yang rindang, tak jarang terperosok kelubang berlumpur, demi mengejar sebuah mimpi.
Bagai anak panah yang lepas dari busurnya, melesat sampai keujung langit, menancap kebatu cadas yang keras, jatuh dipersada kota yang ramah dengan dusta, sebutir janji sulit dipercaya.
Satu kata dua ucapan, seratus mimpi penuh teka-teki, seribu bahasa tidak bermakna, sejuta fakta tanpa suara, selaksa peristiwa tiada yang nyata, dibalik senyum yang pahit, disela disela tawa yang kecewa, tak ada yang sempurna, seperti sandiwara yang sirna ditelan waktu.
(Purwokerto Utara, Sabtu malam 5 Oktober 2024)