Banyumas | mediasinarpagigroup.com – BKKBN terus melakukan sosialisasi dan inovasi dalam rangka menurunkan angka stunting di Tanah Air. Sejumlah pendekatan pun dilakukan oleh BKKBN kepada masyarakat agar menaruh perhatian lebih terhadap risiko dan upaya pencegahan stunting. Salah satunya pendekatan kepada kelompok muslimat di Kabupaten Banyumas melalui Haul Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang digelar oleh Majelis Dzikir Roudhatul Kaitsar di Pondok Biroyatul Huda, Batuanten Cilongok Banyumas, Minggu (19/05/2024) yang dihadiri ribuan muslimat.
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) yang menjadi narasumber menjelaskan bahwa menjelang Indonesia Emas, SDM Indonesia harus berkualitas. Oleh karena itu, pencegahan stunting ini menjadi sangat penting. Ia juga menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia berkualitas sebagai salah satu pilar pencapaian visi Indonesia 2045. Hal ini harus dijalankan dengan pelaksanaan program kolaboratif dan tepat sasaran, melalui program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau Bangga Kencana.
“Bangga Kencana harus bisa membangun keluarga yang tentram dan sejahtera. Itu pentingnya hari ini kita melakukan sosialisasi stunting menuju keluarga berkualitas,” kata dr. Hasto sambutanya yang di moderatori oleh Ketua MUI Kabupaten Banyumas KH. Drs. Taefur Arofat, M.Pdi.
Program Bangga Kencana menurut Hasto menjadi tugas BKKBN, salah satunya terkait pengentasan stunting nasional demi mewujudkan generasi emas Indonesia, untuk menjadi generasi penerus yang sehat, kuat dan produktif.
“Menjelang Indonesia Emas, SDM Indonesia harus berkualitas. Oleh karena itu, pencegahan stunting ini menjadi sangat penting,” lanjutnya
Terkait dengan audien yang melibatkan muslimat dalam kegiatan pengajian yang dihadiri ribuan orang, Hasto menilai itu menjadi tempat yang strategis untuk menyampaikan sosialisasi, mengingat pengarusutamaan perempuan menjadi kunci sukses dalam pembangunan keluarga dan pembangunan bangsa.
“Perempuan memiliki andil besar dalam pembangunan keluarga, karena perempuan itu penentu kebijakan dalam keluarga. Perempuan itu juga yang paling dekat dengan anak-anak, perempuan juga penentu sukses tidaknya regenerasi reproduksi dalam keluarga, maka sudah sepatutnya para perempuan mempunyai pengetahuan yang cukup, termasuk dalam pencegahan stunting,” katanya.
Salah satu pengasuh Pondok Biroyatul Huda, Batuanten Cilongok Banyumas, Asroru Maula selaku penyelenggara mengatakan sebagai orang tua muslim sudah ada tuntunan yaitu Surah An-Nisa’ agar menyiapkan generasi kuat.
“Jadi kita tidak bisa meninggalkan anak anak lemah, baik secara fisik maupun mental dan itu kewajiban orang tua muslim. Salah satu rujukan adalah Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang memang selalu memberi contoh yang baik, bagaimana saat merawat anak selalu menjaga kebersihan jiwa dan raga, juga menyiapkan makanan yang cukup dan sebagainya.
“Artinya sosialisasi ini memang harus menjadi bagaian dakwah islamiyah yang langsung disampaikan oleh Kyai dan Ustadz tentang pembangunan keluarga, stunting dan sebagainya kepada jamaah terutama ibu-ibu. Sehingga program ini saya nilai bagus dan perlu dilanjutkan,” katanya.(Widoyo)