Jakarta | mediasinarpagigroup.com – Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap Narkoba,dengan meningkatkan kesadaran, kepedulian dan berani melapor terkait narkoba. Pasalnya sangat sulit bagi pecandu untuk bisa kembali normal dan sehat.
Kepala Badan Narkoba Nasional Kota Jakarta Selatan (BNNK Jaksel) Dik Dik Kusnadi bercerita sulitnya pecandu untuk bisa kembali normal dan sehat dalam bincang bincang dengan awak media di Sekretariat PWI KoordinatoriatJakarta Selatan, Lantai 6,Blok A, Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Rabu ( 15/6 /2022).
”Bagaimana perjuangan seorang pecandu untuk bisa keluar dari ketergantungan,” katanya mengawali ceritanya.
Di katakan Dik Dik, perjuangan pecandu Narkoba,untuk lepas dari ketergantungan bukan hal yang mudah tapi penderitaan yang luar biasa,
Alasan itu, dirinya, lebih menitikberatkan kepada pengertian dan pemahaman kepada generasi muda untuk menjahui dan menghindari narkoba. ”Penderitaan tersebut, berdampak kepada orang tua,” ungkapnya.
Menurutnya, jika diangkat,diberitakan oleh media,secara terus menerus maka masyarakat,anak muda pun akan berpikir tidak mau memakai kalau seperti ini.
”Kalau melihat seperti itu, jadi akibat akibat itu harus terus diangkat,” pintanya kepada para jurnalis.
Bamagaimana, lanjutnya, orang tua yang menderita karena anaknya jadi pengguna narkoba. ”Itu harus mewakili para orang tua.Jadi kewaspadaan itu harus ada,” tuturnya.
Pemberitaan itu, tambahnya, orientasi dari hasilnya apa yang akan dicapai. ”Bukan cuma berita yang dibaca terus pergi, hilang menguap,” mintanya.
Pihaknya memaparkan, tugas media dan BNN satu, bagaimana membangun kesadaran dan kepedulian karena narkoba ada berkembang cendrung diam. ”Narkoba tidak selesai karena rendahnya tingkat kesadaran,” ucapnya.
Diungkapkannya, jadi ketika permintaan banyak suplainya akan banyak. ”Maka tugas kita bagaimana menekan itu,” ujarnya.
Caranya, lanjut Dik Dik, supaya yang belum punya kesadaran untuk tidak menggunakan, dan yang memakai punya kesadaran untuk berhenti ketergantungan dan punya kesadaran untuk mau diobati.
“Kalau mampu menekan ini, suplainya akan sangat berkurang,” jelasnya.
Membangun kesadaran, jelasnya, butuh strategi komunikasi yang efektif. ”Kita ngomongnya tidak kemana- mana, tapi jelas,” katanya.
Lanjutnya, bagaimana strategi komunikasi bicara dengan anak anak, remaja, dan orang tua jelas berbeda. ”Tidak bisa disamakan,” ungkapnya.
Dirinya berharap, PWI Jakarta Selatan harus bekerjasama dengan BNNK Jakarta Selatan dalam rangka membangun kesadaran berbagai kalangan. ”Harus kerjasama PWI dan BNN,” katanya.
Dik Dik memiliki optimisme yang tinggi, mengingat siapa pun orang tua ingin anaknya selamat dan keluarganya harus diselamatkan. ”Jangankan yang baik baik, bandar aja sindikat pingin anaknya baik,” katanya.
Lanjutnya, maka konsep mencegah dan menyelamatkan di kedepankan bukan berarti tidak memberantas karena itu sifatnya lebih silent karena masyarakat diharapkan dari apa yang dibicarakan bisa disampaikan.
Pasalnya, jelasnya, out put nya ada tiga bagaimana kemudian masyarakat punya keberanian untuk menolak apa pun penawarannya mampu menolak karena yang tidak baik sudah disampaikan.
Kedua, tambahnya, punya keberanian untuk rehabilitasi karena masyarakat sudah tahu kalau ketergantungan ringan,sedang,atau berat kalau datang ke BNNK tidak dipenjarakan dan tidak diproses hukum. ”Ketiganya, tidak boleh diam dan harus berani malapor,” Ungkapnya.(Maraden)