mediasinarpagigroup.com , Jakarta – Ketua Komisi VI DPR RI, Faisol Riza meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak menaikkan tarif pemeriksaan GeNose C19 di stasiun. Faisol Riza meminta KAI tidak memikirkan untung sesaat.
“Saya minta KAI jangan menaikkan tarif GeNose. Jangan menaikanlah, kalau menaikkan itu kan membebani penumpang. Sementara kita harapkan penumpang lebih banyak menggunakan kereta api sebagai moda transportasi yang pada masa COVID awal kemarin itu penumpang kereta api turun drastis,” kata Faisol Riza kepada wartawan, Kamis (18/3/2021).
Faisol menilai saat ini KAI memerlukan dukungan agar jumlah penumpang meningkat. Dia mengkhawatirkan penumpang kereta api akan berkurang jika tarif tes GeNose dinaikkan.
“Biaya untuk melakukan tes PCR maupun rapid test itu kan masih tinggi. Ini KAI sekarang memerlukan dukungan supaya penumpang kereta api lebih banyak, nah kalau GeNose ini bisa kita patok harusnya 20 ribu itu kan kereta api sudah untuk dari tiket penumpang, ngapain juga mencari keuntungan lain untuk biaya tes GeNose harus dinaikkan,” katanya.
Faisol meminta agar KAI tidak memikirkan keuntungan sesaat, namun tidak bisa mendukung percepatan pemulihan perekonomian.
“Jadi justru bagus kalau KAI bisa mematok harga segitu maka yang lain-lain otomatis juga mematok harga kurang lebih sama. Dan itu akan menggerakkan perekonomian, jadi jangan memikirkan untung sesaat tapi justru tidak bisa mendukung percepatan perekonomian, nggak apa-apa itu GeNose dengan harga patokan yang rendah seperti itu bagus buat KAI justru,” tandasnya.
“Saya kira masyarakat tidak begitu mempersoalkan ketika naik 20 ribu menjadi 30 ribu. Cuma bentuk proses penjelasan yang detail kemudian juga tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan,” kata Anggota Komisi IX dari Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo kepada wartawan, Kamis (18/3/2021).Sementara itu Anggota DPR lainnya meminta PT KAI untuk menjelaskan alasan kenaikan tarif tes tersebut secara lebih rinci. Penjelasan dibutuhkan sehingga tak menimbulkan pertanyaan.
Rahmad menyebut masyarakat perlu penjelasan yang rinci. Dia menilai KAI memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan itu.
“Saya kira diperjelas lebih terperinci sehingga masyarakat semakin paham, semakin tahu bentuk rasa tanggung jawab informasi publik kepada masyarakat,” kata dia.
KAI sebelumnya menjelaskan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun nantinya akan terintegrasi dengan ticketing system KAI sehingga hasil pemeriksaan GeNose C19 pelanggan akan otomatis muncul pada layar boarding petugas. Rahmad menilai kenaikan harga itu seharusnya bukan sekedar integrasi.
“Apapun alasan entah itu karena integrasi, entah itu cost produksi, kalau sebatas integrasi dari hasilnya kelihatan atau tidak kan juga tidak sebesar itu. Tetapi saya kira analoginya tentu tidak sebatas integrasi ya, tentu apakah mungkin ada hasil dari cost produksi naik itu masuk akal. Kalau sebatas integrasi saya kira perlu penjelasan lebih detail dari KAI,” katanya.
“Sebagai bentuk transparansi perlu diberikan penjelasan, perlu diberikan alasan apakah dari sisi teknis produksi sehingga harga GeNose itu dinaikkan,” sambungnya.
Untuk diketahui, tarif pemeriksaan COVID-19 melalui GeNose C19 akan mengalami kenaikan mulai Sabtu (20/3) mendatang. Dari yang awalnya Rp 20 ribu per orang, terhitung mulai hari itu tarif yang dikenakan menjadi Rp 30 ribu per orang.
“KAI akan semakin meningkatkan pelayanan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun dengan secara bertahap menambah lokasi pemeriksaan GeNose C19,” ujar VP Public Relations KAI, Joni Martinus, dalam keterangan tertulis yang dikutip detikcom, Kamis (18/3).
Untuk meningkatkan pelayanan, pemeriksaan GeNose C19 di stasiun nantinya akan terintegrasi dengan ticketing system KAI sehingga hasil pemeriksaan GeNose C19 pelanggan akan otomatis muncul pada layar boarding petugas. Saat ini fitur tersebut sedang dalam tahap finalisasi.
Selain menaikkan tarif, secara bersamaan KAI menambah 9 stasiun yang menyediakan layanan pemeriksaan GeNose C19, yaitu di Stasiun Bekasi, Kiaracondong, Cirebon Prujakan, Tegal, Kutoarjo, dan Lempuyangan. Kemudian ada juga di 3 stasiun lainnya, yaitu Stasiun Semarang Poncol, Jombang, dan Sidoarjo.
“Enam stasiun di antaranya merupakan kerja sama antara KAI dan Farmalab, anak perusahaan Indofarma. Sedangkan 3 stasiun lainnya adalah kerja sama antara KAI dan Rajawali Nusindo,” ucapnya. (Ocky/Red)