DAGANG BULUH adalah salah satu Dusun di Desa Kulasar dimana Dusun tersebut adalah tempat dilahirkannya Bismar Ginting yaitu tepat pada Tanggal 24 Apriil 1968, sejak di undangkan nya UU RI Nomor 36 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003, maka Dusun Dagang Buluh masuk ke wlayah Desa Mabar Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, Warga yang ada di Dusun Dagang Buluh pada umumnya hidup bertani, namun Ayah Kandung dari Bismar Ginting yaitu N.Ginting (Alm tgl 30 Desember 1999) kebetulan diberikan pekerjaan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai Guru di SDN yang ada di Kecamatan Bangun Purba lalu Ibu Kandung yang bernama R.Purba Silangit ( Alm 1 Januari 2012) sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus pedagang atau ikut membantu perekonomian rumah tangga, pada tahun yang tidak di ingat yang mana Orangtua Bismar Ginting pindah ke Dusun lain tetapi tetap berada di Desa Kulasar, Bismar Ginting bersaudara jumlahnya yaitu sebanyak 8 Orang ( 6 Lk dan 2 Pr).
Bismar Ginting bersekolah pertama kali di SD Sending di Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, tetapi sekarang Desa Sungai Buaya Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Povinsi Sumatera Utara hal ini karena pemekaran wilayah, tetapi hanya sampai kelas III, lalu pindah sekolah, sehubungan SD Inpres dibangun oleh Pemerintah di Desa Kulasar maka Bismar kecil pindah bersekolah di SD Inpres Kulasar dan menyelasaikan pendidikan tingkat SD sekitar tahun 1981.
Selanjutnya setelah menyelesaikan pendidikan tingkat SD lalu Bismar melanjutkan pendidikan di SMP Silinda yang jaraknya sekitar 4 KM dari Desa Kulasar dan setiap hari bila pergi ke sekolah Bismar Ginting berjalan kaki, sepulang sekolah setiap hari pergi ke sawah untuk menanam padi hingga paneh yang luasnya sekitar 5 rante atau lebih kurang 2000 M2, selanjutnya kadang pulang dari Sawah pergi lagi ke ladang untuk memetik kopi dan kopi tersebut dibawa ke rumah dan malam nya ditumbuk, dan pada malam itu juga memasak makanan Babi kadang malam jam 22.00 Wib baru selesai memasak makanan Babi dan menumbuk Kopinya, hal ini setiap hari dilakukan. namun tahun 1984 dapat menyelesaikan pendidikan tingkat SLTP.
Tahun 1984 tersebut Bismar melanjutkan sekolah di Pendidikan Guru Agama yang ada di Desa Pagar Manik Kecamatan Bangun Purba namun baru satu semester bersekolah yang mana sekolah tersebut ditutup oleh Pemerintah dan itu berlaku di seluruh Indonesia, kala itu sekolah pendidikan guru tidak diperbolehkan pendirian nya, maka terpaksa Bismar istirahat bersekolah sekitar 7 bulan dan tahun 1985 dapat melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri Bangun Purba ( tahun ke dua di Indonesia masuk SMAN menggunakan Nilai Ebtanas Murni) jarak dari Desa Kulasar ke SMAN Bangun Purba sekitar 10 KM, lalu tahun 1988 dapat menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Atas, dan pada tahun 1988 tersebut Bismar mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri namun tidak diterima.
Berangkat dari hal tersebut pada tahun yang sama pernah juga merantau ke Dumai dengan harapan mencari pekerjaan hal ini mengingat bila malanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Swasta sepertinya itu tidak mungkin karena Orangtua tidak mampu sebab pada saat itu Orangtua hanya menerima gaji dari Negara sebesar Rp. 17.500,- (tujuh belas ribu lima ratus rupiah) karena SK PNS nya telah dijaminkan di BPDSU (Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara) untuk menguliahkan anak nomor 2 dan nomor 3, sementara Bismar adalah anak yang ke 5, selanjutnya Tahun 1989 pertengahan Bismar mencoba mengikuti Tes masuk TNI AL namun gagal alias tidak diterima sungguh malang perjalanan hidup yang dilalui oleh Bismar yang sudah beranjak dewasa.
Dengan berbagai macam gejolak di bantin pada tahun 1989 tersebut di bulan September tahun yang sama Bismar mencoba memberanikan diri hijrah ke Tangerang sebab pada saat itu ada Saudara sepupu yang bertugas di Kodim 05/06 Tangerang namun Saudara sepupu tersebut selama hidup Bismar belum pernah bertemu, namun demikian hal ini harus dilakukan mengingat tinggal di Kampung kehidupan sangat memprihatinkan maka dengan modal nekat dan penuh doa tetap melangkahkan kaki ke Tangerang dengan satu tujuan untuk merobah hidup ke arah yang lebih baik.
Dalam perjalanan ke Tangerang tersebut Bismar menaiki BUS LIBERTI (Medan – Jakarta) dengan Ongkos sekitar Rp. 17.000,- (tujuh belas ribu rupiah), dan setelah 2 Minggu tinggal di Tangerang yang mana Saudara Sepupu tersebut menelepon teman nya agar kiranya dapat menerima Bismar bekerja di Perusahaan yang dipimpin nya, lalu dipekerjakan sebagai Satpam pada salah satu Pabrik Sepatu yang ada di Kawasan Industri Jalan Kayu Manis Jatake – Tangerang, namun sungguh sangat disayangkan karena penghasilan atau gaji pada saat itu sangat minim yaitu hanya Rp.65 Ribu per bulan nya, maka kerja disana hanya sekitar 15 bulan, berlanjut kerja serabutan.
Selanjutnya sekitar awal tahun 1992 Bismar pindah ke Kota Depok dengan bermodalkan ijazah SMA saja serta tidak memiliki keahlian, maka terpaksa menggabungkan diri di Terminal Depok menjadi juru parkir dan sebagainya, tentu pekerjaan ini penuh tantangan serta hal lainnya, berlanjut sehubungan teman satu Kampung yang ditemui di Kota Depok kehidupannya pada saat itu masih pas – pasan maka terpaksa Bismar mencari tempat tinggal dengan hanya bermodalkan pertemanan saja, lalu sehubungan pada saat ini sering terjadi keributan di terminal Kota Depok maka terpaksa harus mencari pekerjaan lain yaitu sebagai Kondektur BUS Sukmajaya, saat itu hampir selama 4 bulan menjadi Kondektur, lalu menjadi Sopir Angkot (Trayek Citereup – Ps.Anyer Bogor) dan Sopir Bus (Trayek Ps.Minggu – Bogor) dan itu berlanjut sekitar tahun 1994, lalu pada tahun 1995 menikah dengan N Br Sinaga dan tinggal ngotrak di daerah dekat Simpangan Depok, sehubungan Bismar gigih bekerja serta bisa menabung ditahun 1998 bisa beli rumah gubuk tepat berada di Jl.RRI Kecamatan Sukmajaya Kota Depok yang harganya pada tahun tersebut hanya Rp.7 Jt.
Lalu ada kebosanan menjadi Sopir Bus di dalam Kota maka tahun 1998 akhirnya diputuskan bawa Truk Ekspedisi Jakarta – Medan, namun hanya sekitar 3 bulan bawa Truk tersebut mengalami sakit tidak bisa jalan, sungguh menyedihkan, tetapi berkat pertolongan Tuhan sempat dibawa ke RS Swasta di Depok tetapi kata petugas RS nya dokternya paling besok pagi baru datang sementara tiba berobat di RS itu yaitu sekitar Jam 18.00 Wib maka terpaksa diputuskan meninggalkan RS tersebut dan direncanakan pindah ke RS Cipto M di Jakarta, tetapi sehubungan tidak ada saudara atau famili yang bisa merekomendasikan agar bisa langsung diterima atau di opname di RS tersebut maka diputuskan menemui seseorang yang kebetulan satu Kampung di Desa Kulasar dimana belaiu saat itu pekerjaannya yaitu sebagai Pengacara dan diharapkan melalui beliau bisa langsung di obname di RS Cipto M, lalu setibanya dirumah beliau yang mana beliau berkata bahwa Kamu tidaklah sakit tetapi banyak pikiran dan jarang beribadah sehingga pikiran Kamu yang membuat Kamu tidak bisa jalan, dan Kami berdoa bersama – sama lalu jam 24.00 Wib kami juga berdoa lagi bersama – sama, dan sekitar Jam 04 pagi Bismar bisa berjalan sebagaimana mestinya, sungguh luar biasa pertolongan Tuhan
Pada tahun 1999 pertengahan Bismar mengajukan kepada teman sekampung tersebut agar buat media cetak atau Koran kerena setiap Bismar datang kerumahnya beliau selalu menghujat (tanda kutif) Pemerintah Cq Mahkamah Agung RI serta Polri mulai Mabes hingga Polres sebab persolan hukum yang di hadapi oleh beliau serta rekan – rekannya menurut beliau putusannya tidak berpihak kepada rakyat pencari keadilan, atas dasar itu lah Bismar mengajukan ke beliau untuk menerbitkan media cetak dengan harapan persoalan hukum yang dihadapinya bisa di ekspos di media cetak tersebut sebab kebetulan di tahun 1999 tersebut Negara telah mengundangkan Undang – Undang No.40 tahun 1999 tentang PERS, yang amar pada salah satu Pasal di UU tersebut menyebutkan “ Setiap warga negara atau negera berhak menerbitkan media, dan Berbadan Hukum, singkat cerita kami ada 3 orang bersepakat mengumpulkan uang sebanyak Rp.1,5 jt per orang lalu menerbitkan media cetak dan Kami beri namanya yaitu SINAR PAGI BARU, sehubungan sesuatu hal Bismar terpaksa pindah ke Media SENTANA dan disana hampir ada sekitar 2 tahun, pada waktu tersebut sebenarnya banyak uang yang bisa dikumpulkan mengingat SDM pada saat itu terbatas kerena pendidikan hanya SMA maka tidak ada uang yang bisa dikumpulkan semuanya habis dipoya – poyankan, dan itu berlanjut hingga pertengahan tahun 2002.
Berlanjut ke tri wulan ke 3 pada tahun 2002 dengan berbagai upaya Bismar putus kan untuk kuliah Fakultas Hukum dengan maksud agar bisa menjadi Pengacara / Advokat, atas pertolongan salah satu Kepala Dinas di Pemerintah Kota Depok pada saat itu maka akhirnya bisa juga kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta lalu sambil Kuliah Sore mulai Jam 16.30 sd Jam 21.00 Wib setiap hari Senin sd Jumat, sebelum kuliah Bismar tentu sering menulis persolan dugaan – dugaan korupsi atau pelanggaran hukum yang dilakukan oleh masyarakat maupun Penyelenggara Negera karena Profesi pada saat itu yaitu sebagai Wartawan, selanjutnya pada tahun 2005 bisa juga membeli tanah sekitar 50 M tepat bersebelahan dengan rumah awal yang sudah ada, hal ini karena banyaknya order dari masyarakat yang membuat SERTIPIKAT tanah atau rumahnya, kebetulan pada saat itu konsentrasi meliput di BPN, Kejaksaan, Polda serta instansi lainnya.
Tidak terasa sekitar tahun 2006 bisa juga menyelesaikan pendidkan di Fakultas Hukum dan berhak meggunakan gelar Sarjana Hukum (SH), tentu ini karena doa istri dan anak – anak serta keluarga, lalu ditahun 2007 mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat di Yan Aful Founner bekerjasama dengan PERADI tepat berada di Jalan Sabang Jakarta sekaligus ikut Magang di POSBAKUM PN Jakarta Timur, lalu tahun 2008 mengikuti Ujian Advokat dan hasilnya LULUS, selanjutnya setahun buka Kantor Advokat di Daerah Beji Kota Depok dirumah salah satu teman Kuliah kebetulan dipinggir Jalan Raya tetapi karena pendatang baru didunia Kantor Hukum maka tidak gampang bisa langsung dikenal artinya dalam 1 tahun tersebut kasus yang ditangani hanya 1 , yaitu Kasus Wanprestasi yaitu utang piutang, akibat dari itu berdasarkan petunjuk salah satu aktivis LBH di Jakarta menyarakan agar membentuk LBH di Kota Depok.
Tahun 2009 Bismar bersama dengan teman – teman wartawan nya mendirikan Lembaga Bantuan Hukum diberi nama LBH Masyarakat dan Akta Notarisnya didaftarkan di Pengadilan Negeri Depok, berangkat dari hal tersebut yang mana hingga tahun 2012 lebih dari 50 perkara yang ditangani oleh LBH Masyarakat tersebut kasusnya bermacam – macam, ada yang mampu bayar ada juga yang gratis, lalu ditahun 2009 Bismar menerbitkan media cetak namanya Koran SINAR PAGI.
Tahun 2013 Kementrian Hukum dan HAM RI buat pengumuman bahwa Negara Cq Kemenkumham Cq BPHN akan lakukan verifikasi terhadap LBH / OBH (Lembaga Bantuan Hukum / Organisasi Bantuan Hukum) di NKRI dan LBH Masyarakat dinyatakan lolos verifikasi, tentu ini berkat doa dari Klien yang perkaranya pernah ditangani oleh LBH Masayarakat sebab bekas – berkas perkara yang pernah ditangani dilampirkan pada saat dilakukannya verifikasi oleh BPHN tersebut, lalu sehubungan nama LBH nya yaitu “ MASYARAKAT” maka atas petunjuk panitia verifikasi wajib nama LBH nya diganti sebab tidak boleh hanya mengunakan nama MASAYARAKAT karena kata masayarakat sifatnya luas, sehubungan waktu itu nama yang ada dibenak yaitu SINAR PAGI maka diputuskan namanya Perkumpulan Bantuan Hukum (PBH) atau LBH Sinar Pagi.
Tahun 2015 Bismar melanjutlkan Kuliah lagi di salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Jakarta mengambil program Magister Hukum dan satu kampus dengan anak Pertama yang mengambil Fakultas Hukum (SI) dan tahun 2017 resmi menyandang gelar Magister Hukum, lalu di tahun 2020 mendapat Nomor Induk Dosen Nasional yang dikeluarkan oleh Kemendikbud Cq Dijen Pendidikan Tinggi Cq Kopertis dengan NIDN : 0324046803.
CATATAN : Adapun tujuan mempublikasikan KISAH PERJALANAN HIDUP ini bukan maksud gagah – gagahan tetapi kiranya dapat menjadi reperensi atau motivasi bagi pembaca, lalu mengenai hasil atau perolehan financial selama hidup atau selama menjadi Advokat tentu tidak elok dipublikasikan sebab menurut Bismar saat ini cukuplah rejeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha ESa kepadanya, sebab soal kaya dan tidak itu semua sudah di materaikan oleh NYA.
Semoga tulisan Kisah Hidup ini dapat menjadi inspirasi bagi pembaca, Kami berprinsip siapa lagi yang merobah nasib atau hidup Kita kalau bukan Kita sendiri, selamat merobah hidup tetapi tetaplah berjalan di jalannya TUHAN, sehat dan sukses buat Kita semua, hormat Kami buat pembaca ” Tuntutlah Ilmu hingga ke Negeri Cina.