Purwokerto | mediasinarpoagigroup.com – Universitas Islam Negeri Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto tancap gas. Awali tahun 2023 dengan menguatkan jejaring internasional.
“Tahun 2023 diawali pemantapan meeting pra MoU langsung secara marathon dengan tiga negara sekaligus. Kita harapkan, UIN Saizu Purwokerto kian mantap dalam kancar Internasional,” kata Rektor UIN Saizu Purwokerto, Prof. Dr. Mohammad Roqib, Senin (30/1/2023).
Tiga negara yang dimaksud adalah Suriname, Iran dan India. Ketiganya dipilih salah satunya karena pertimbangan kekayaan budaya masing-masing. Hal itu kata Roqib sesuai dengan visi misi UIN Saizu Purwokerto.
Rektor UIN Saizu masing-masing bertemu Dubes Suriname Erick Rahmat Moertabat. Sedangkan dengan Republik Iran, bertemu Directur ICC (Islamic Cultural Center), Iran: Prof. Abdul Majid Hakimollahi. Dan Terakhir bertemu Direktur JNICC, Kedutaan Besar India untuk Indonesia, Mrs. Kusuma Bansal.
“Dengan kerjasama Internasional ini, UIN Saizu hendak memantapkan posisi pada dua hal. Menjadi pusat kajian islam internasional sekaligus mengakomodir nilai-nilai lokal sebagai keunggulan,” katanya menambahkan.
Suriname, kata Rektor diketahui kental dengan budaya jawa sehingga punya irisan dengan Indonesia. Sementara Iran, juga dikenal sebagai negara muslim yang punya corak khusus.
“Paling fundamental tentu kerjasama pendidikan. Secara khusus dengan Iran misalnya kita bicarakan kemungkinan ada Persian Corner, di UIN Saizu agar kita bisa belajar dan tau terkait Iran,” katanya.
Sementara bicara India, kata Rektor, ‘pertukaran budaya’ sebenarnya jauh sudah lebih dahulu dibanding K-Pop. Sekitar 1990-an, budaya India sudah masuk dan dinikmati warga Indonesia salah satunya melalui film.
“Kami yakin MoU ini akan membawa manfaat peningkatan pelayanan kampus kepada civitas akademika dan masyarakat secara umum. Penelitian, pengabdian hingga pertukaran mahasiswa internasional,” katannya lagi.
Rektor melakukan kunjungan tiga negara bersama Wakil Rektor III bidang kerjasama dan mahasiswa Prof Dr Sulkhan Chakim. Juga didampingi Kepala Pusat Kajian Internasional, Dr Mohammad Sobirin.(Widoyo)