Aku mungkin tak seindah bunga anggrek dan cempaka.
Tak secantik bungai teratai dan melati.
Tak seanggun bunga bougenville dan flamboyan.
Tapi keindahanmu terpancar manalala kuncupmu telah merekah
Saat sore berubah senja merahmu bersinar menciptakan pesona ceria.
Duhai bunga milik dewa-dewi yang tersipu malu disinari mentari pagi.
Aku tak kuasa menahan tangis hatimu.
Gemerisik daunmu melukiskan kasih sayang dan cinta yg terpendam.
Kini semua terbang bersama bayangan dirimu.
Berlari diterpa angin dingin, musnah bersama bulan bintang, hilang ditelan heningnya malam.
(Purwokerto Utara, 2 Nopember 2024).