Serang | mediasinarpagigroup.com – Memasuki bulan Ramadan 1444 H/2023 M, angka inflasi di Provinsi Banten relatif terkendali bahkan masih di bawah angka inflasi nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, pada bulan Maret 2023 angka inflasi year on year (yo) di Provinsi Banten mencapai 4,17 persen, lebih rendah dari rata-rata Nasional yang mencapai 4,97 persen.
Kepala BPS Provinsi Banten Dody Herlando pada saat rilis angka inflasi, Senin (3/4/2023) mengatakan, terjadi peningkatan daya beli masyarakat di bulan Ramadan. Namun hal itu bisa dikendalikan dengan baik, sehingga angka inflasi yang diperoleh masih cukup baik.
“Bahkan dari 26 Kota yang ada di Pulau Jawa, dilihat dari angka inflasi dari bulan ke bulan (month to month) Kota Serang mengalami deflasi sebesar -0,14 persen, atau berada pada posisi kedua terendah setelah Bandung,” katanya.
Sementara itu untuk Kota Tangerang, dari 26 Kota yang ada di Pulau Jawa, berada pada posisi 7 dengan besaran inflasi yang mencapai 0,14 persen. Sedangkan untuk Kota Cilegon berada pada urutan 19 dengan inflasi mencapai 0,32 persen.
“Ini berkat kerjasama yang baik antar sesama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),” ujarnya.
Di tengah kondisi permintaan yang cukup tinggi, 10 komoditas utama bahan kebutuhan pokok di Serang justru mengalami deflasi sepanjang bulan Maret 2023, empat diantaranya yakni komoditas beras dengan nilai deflasi tertinggi mencapai -0,17 persen, kemudian bawang merah -0,11 persen, daging ayam ras -0,03 persen dan minyak goreng -0,02 persen.
“Sedangkan untuk YoY daging ayam ras yang paling tinggi menyumbang angka deflasi sebesar -0,07 persen,” ungkapnya.
Untuk memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok masyarakat selama bulan Ramadan dan menjelang hari raya Idul Fitri, Pj Gubernur Banten Al Muktabar bersama jajarannya akan melakukan pengawasan secara intensif.
Selain itu, Pemprov juga akan melakukan Operasi Pasar (OP) di sejumlah titik minimal satu minggu sekali. Berdasarkan pantaun langsung yang dilakukan Al Muktabar beberapa hari yang lalu, beberapa komoditas baik dari sisi harga maupun stok masih cukup aman.
“Meskipun terjadi kenaikan, masih di angka yang cukup wajar,” kata Al Muktabar.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Imaduddin Sahabat menjelaskan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten menyiapkan Rp 3,6 triliun uang baru untuk digunakan penukaran. Dengan mekanisme penukaran, maka tidak terjadi penambahan uang yang beredar.
“Sebenarnya tidak ada penambahan uang yang signifikan. Kemarin Rp 3,6 triliun untuk penukaran, yang rusak, yang tidak layak masuk. Paling mungkin nanti ada THR, itu pasti akan menambah uang yang beredar di Provinsi Banten,” ungkapnya.
Dikatakan, pihaknya bersama Penjabat Gubernur beserta jajaran melakukan pemantauan barang dan harga kebutuhan pokok. Memastikan supaya stoknya barang kebutuhan pokok aman. Ketika permintaan meningkat, kalau terpenuhi tidak ada masalah.(H.Maswi)
(Sumber : Biro Administrasi Pimpinan Dan Protokol Setda Provinsi Banten)