Jakarta Utara | mediasinarpagigroup.com – Sungguh miris, siswa dituntut berbudi pekerti yang baik dan memiliki jiwa kerohanian yang baik, tapi tenaga pengajar bidang kerohanian tidak dimiliki.
Hal inilah yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama 270 (SMP 270) Jakarta, selama lima tahun tidak memiliki tenaga pengajar Agama Kristen.
Kurang lebih 40 orang siswa SMP 270 Jakarta yang beragama kristen kehilangan induk dari sisi kerohanian. Pasalnya, selama lima tahun ini mereka tidak pernah dibekali pendidikan yang memadai oleh ahlinya yaitu tenaga pengajar ilmu agama yang memiliki ilmu agama yang bersertifikasi dibidangnya. Hal di utarakan orang tua siswa SMP 270 yang beragama kristen tanpa menyebut identitasnya ke publik.
Ngizudin Syakdullah kepala sekolah SMP Negeri 270 Jakarta saat dikofirmasi mediasinarpagigroup.com mengatakan, “Kita berusaha melakukan permohonan ke instansi terkait, tetapi sampai saat ini belum ada realisasinya. Karena rekruitmen tenaga pengajar itu melalui sistem yang ada. Walaupun statusnya honor, harus terdaftar di DAPODIK (Daftar Pokok Pendidikan).”
Hal senada juga di ungkapkan Purwanto, S.Pd, M.Pd., kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Kota Administrasi Jakarta Utara, “Terkait tenaga pengajar agama kristen dan agama lain, untuk jangka pendek kita perdayakan tenaga-tenaga yang ada, seperti lembaga-lambaga agama terkait dan untuk jangka panjang kita harus mematuhi proses rekrutmen dari instansi terkait. Perlu diketahui, terkait rekrutmen tenaga pengajar agama ada hubungannya dengan kementerian Agama.”
“Maka, harus kita menunggu rekrutmen sesuai aturan yang ada. Saat ini rekrutmennya P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang di atur di UU no. 5 tahun 2014 tentang ASN, P3K berkedudukan sebagai unsur aparatur negara. Jadi sistim yang sudah ada harus kita patuhi,” ujar Purwanto.
“Keluhan masyarakat terkait tenaga pengajar agama kita akomodir, jangka pendek dan jangka panjang pasti kita akan lakukan,” lanjut Purwanto. (Rbn)