Depok | mediasinarpagigroup.com – Jual-beli kursi siswa baru pada Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 di SMAN 15 Depok, akhirnya terbongkar. Hal itu terungkap dari kesaksian orang tua siswa dan juga pengakuan salah satu pihak internal sekolah.
Sejatinya, PPDB 2023 telah berakhir pekan lalu. Namun rupanya penerimaan siswa baru melalui jalur percaloan masih dibuka secara diam-diam pihak sekolah. Parahnya, yang terlibat langsung dalam praktik itu adalah oknum Kepala Sekolah (kepsek) dan Oknum Guru.
Oknum internal sekolah membocorkan, bahwa praktik jual beli-kursi atau siswa titipan itu telah berlangsung dari tahun ke tahun setiap dimulainya PPDB. Mereka yang terlibat di dalamnya berasal dari beragam profesi.
Percaloan siswa baru di SMAN 15 Depok diungkap pula oleh orang tua siswa dan perantara, untuk 1 kursi siswa baru dibayar dengan harga Rp.5 juta hingga Rp.15 juta.
Pihak Kepala Sekolah dan jajaran sebenarnya diduga turut terlibat, campur tangan mereka melalui berbagai peran. Ada yang menemui calo atau perantara lalu menampung berkas titipan, ada pula yang mendata siswa-siswa tersebut, seluruhnya tentu sepengetahuan kepala sekolah.
Dari penelusuran di lapangan, siswa-siswa titipan di SMAN 15 Depok rata-rata adalah peserta yang terlempar dari jalur zonasi, jumlahnya mencapai puluhan. Meskipun ada beberapa yang mendaftar di luar jalur itu. Salah satu contoh siswa nya ES, SS, RNH yang diduga siswa titipan dengan nominal uang Rp.5-10jt.
Mereka yang menjadi perantara siswa titipan ini terdiri dari berbagai profesi, dari mulai oknum LSM, Ormas, pengurus lingkungan, oknum wartawan, dan oknum lainnya. Pihak sekolah sendiri hanya mengakomodir siswa titipan melalui perantara yang dikenal dekat.
Jalur istimewa titipan ini menyulut kecemburuan sosial bagi orang tua yang anaknya gagal masuk SMAN 15 Depok melalui jalur resmi PPDB 2023. Salah satu di antara mereka kecewa dan meminta aparat terkait membongkar praktik tersebut.
“Anak saya nggak lolos, barengan ada temannya nggak lolos juga di pengumuman waktu itu. Tapi nggak tahunya dia dah masuk sekolah kemarin. Saya tanya orang tuanya, katanya ada yang bantu ke dalem bayar sekian, sekian,” ungkap Budi (47) warga Cisalak, Depok.
Saat di konfirmasi melalui pesan singkat Whatsapp, Evi selaku Kepala Sekolah SMAN 15 Depok tidak menjawab. Lalu saat media mencoba konfirmasi langsung ke sekolah, Guru mengatakan “Kalau belum ada janji saya tidak bisa kasih masuk, dan ibu Evi juga sedang ada zoom tidak bisa diganggu,” dan lucu nya saat ditelpon oleh Guru dimana keberadaan Kepsek mengatakan bahwa sedang diluar kota, padahal Kepsek tersebut ada didalam ruangan. Pihak media ini menunggu sampai pukul 17.00 Wib Kepsek tersebut juga enggan untuk menjawab konfirmasi, ada apa? “Kami selaku Kuasa Hukum akan melaporkam Panitia dan Kepsek ke APH dan Ombudsman RI,” hal tersebut ditegaskan Bismar Ginting, S.H., M.H., ke pihak media. (Aditia/Red)