Taput | mediasinarpagigroup.com – Menjelang Pilkada Serentak tahun 2024, banyak kemungkinan terjadi yang bisa merusak arti demokrasi yang sesungguhnya bahkan bisa merusak kerukunan beragama di Indonesia. Dengan melihat kemajemukan bangsa Indonesia baik dari sisi agama, budaya, etnis, ras dan golongan tidak menutup kemungkinan konflik pada unsur ini akan muncul.
Pada perhelatan atau tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tapanuli Utara (Taput) , di ikuti 2 (dua) pasangan calon,yaitu Satika-Simamora – Sarlandy Hutabarat dengan nomor urut 1 (satu) dan Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat – Denny Lumbantoruan.
Tanda tanda ketidak harmonisan di masyarakat Taput efek Pilkada atau karena berbeda pilihan sudah ke tahap mengkhawatirkan.Terbukti, banyaknya unggahan atau postingan yang menyinggung,menyudutkan ,menghina dan bahkan memprovokasi dengan menyebarkan isu isu yang sangat tidak manusiawi,yang terdapat di sejumlah Media Sosial, seperti Facebook, Tiktok ,Instagram. Yang mana itu dinilai sudah tidak lagi bermoral dan beretika.
Mirisnya, akibat postingan atau unggahan dari orang yang tidak bertanggungjawab tersebut,banyak masyarakat yang percaya dan ikut terprovokasi.
Menyikapi hal tersebut ,Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tapanuli Utara, Pdt.Hasudungan Manalu menghimbau dan menyerukan kepada masyarakat dan orang yang turut dan berkepentingan dalam proses Pilkada Tapanuli Utara yang masih atau sedang berjalan agar menjaga kerukunan dan kedamaian, hingga pada saat hari Pemilihan 27 November mendatang.
“Karena kita adalah umat beragama yang saling mencintai perdamaian dan kerukunan” ucap Pendeta Hasudungan Manalu saat dijumpai Media ini dikediamannya di Pearaja Tarutung, Sabtu ( 26 Oktober 2024) sore.
Disampaikannya, bahwa fanatik terhadap salah satu kandidat, bukanlah hal yang tabu untuk dilakukan, namun jangan dilupakan bahwa kita ada adalah perwakilan Tuhan di tengah dunia ini, untuk tetap menghadirkan kebaikan Tuhan, hidup dalam kerukunan dan perdamaian diantara sesama.
“Oleh karena itu, kecintaan kita terhadap sang kandidat, hendaknya dengan menunjukkan dengan sikap yang sangat beradab, dengan tidak men jelek – jelekkan, menghina kandidat lain. Tetapi marilah kita tetap men jung-jung tinggi nilai nilai kebersamaan kita, karena itu adalah tanggung jawab kita bersama, khususnya di Tapanuli Utara. Siapapun yang terpilih nanti, mari kita yakini bahwa itu adalah pilihan Tuhan “tandas Pdt. Hasudungan Manalu.
Terpisah, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Tapanuli Utara Syamsul Pandiangan juga menyampaikan himbauan dan menekankan kepada masyarakat Tapanuli Utara untuk mengutamakan kekondusifan dan kenyamanan.
” Saya memperhatikan situasi tahapan Pilkada saat ini, baik secara langsung maupun melalui Media Sosial, sudah mulai memanas”kata Syamsul.
Selaku tokoh agama di kabupaten Tapanuli Utara, Syamsul Pandiangan mengingatkan beberapa hal kepada masyarakat, bahwa warga Taput adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai nilai Agama, berbudaya dan beradab.
“, Marilah kita sama sama men jung-jung tinggi budaya kita orang Batak, yaitu budaya Dalihan Na Tolu” ajak Syamsul .
Terkait 2 (dua) paslon yang sudah ditetapkan KPU sebagai peserta Pilkada, Syamsul Pandiangan mengungkapkan bahwa keduanya adalah putra dan putri terbaik di Tapanuli Utara.
“Yang pasti, kita semua berkaitan,dari adat, marga,budaya,kita tidak akan terlepas dari kedua kandidat. Untuk itu, marilah kita menahan diri dari hal – hal yang merusak tatanan budaya kita di Tapanuli Utara. Siapapun nantinya yang terpilih, itu adalah pilihan Tuhan Yang Maha Esa, mari kita yakini akan membawa kemajuan di Tapanuli Utara”sebutnya.
Kepada seluruh tim sukses kedua kandidat calon Bupati/Wakil Bupati Taput,Syamsul berpesan dan menekankan agar mengutamakan moral dan etika dengan lebih menunjukkan kelebihan kandidat masing-masing, bukan malah saling caci maki atau menghujat.
“Kepada seluruh masyarakat Taput, saya menghimbau agar jangan mudah terprovokasi oleh oknum oknum.(L.Gaol)